Pilih Daycare atau Nanny? Orang Tua Harus Tahu Dulu Kelebihan dan Kekurangannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jasa daycare dan nanny alias pengasuh menjadi pilihan ideal bagi orang tua pekerja yang jauh dari sanak saudara. Namun, tidak sedikit orang tua yang masih bingung antara memakai jasa pengasuh (nanny) atau penitipan anak (daycare).
Nah, sebelum memutuskan untuk memilih daycare atau jasa pengasuh, ada baiknya untuk memahami terlebih dulu kekurangan dan kelebihan di antara keduanya.
Dokter Spesialis Anak dr. Mesty Ariotedjo mengatakan, anak-anak yang dititipkan di jasa daycare dalam kurun waktu lebih dari 6 bulan cenderung memiliki kemampuan kognitif dan bahasa yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang dititipkan pada nanny.
“Ternyata anak-anak yang dirawat di daycare center lebih dari 6 bulan dibandingkan yang dirawat di nanny memiliki kemampuan kognitif dan bahasa yang lebih baik di usia 4 setengah tahun,” kata dr.Mesty, melansir dari akun X miliknya, @mestyariotedjo, Minggu (9/6/2024).
“Selain itu juga lebih kooperatif dan menunjukkan perilaku prososial di usia 2 tahun,” lanjutnya.
Dokter lulusan FKUI-RSCM itu mengimbau para orang tua yang memilih jasa nanny untuk lebih sering memantau tumbuh kembang anak. Tidak terkecuali komunikasi anak mereka dengan sang nanny.
“Ayah bunda yang mau pakai nanny harus dipantau dengan baik bagaimana komunikasi nanny dengan anak,” ujarnya.
“Sering kali kita sibuk, mau ada CCTV juga nggak dipantau. Jadi penting sekali untuk kita lihat di CCTV seperti apa, jangan sampai kita kecolongan,” tambah dia.
Meski begitu, menggunakan jasa daycare juga bukan tanpa risiko. Pasalnya, anak-anak yang dititipkan di daycare memiliki risiko lebih tinggi terhadap berbagai gangguan kesehatan. Mulai dari risiko infeksi telinga, saluran napas, hingga saluran pencernaan. Terutama bagi anak-anak yang dititipkan di kelas daycare dengan jumlah 6 anak lebih.
“Nah, tapi apa risikonya dengan daycare. Ternyata terjadi peningkatan risiko infeksi telinga, infeksi saluran napas, dan saluran cerna. Risiko ini terjadi terutama jika dalam satu kelas itu lebih dari 6 anak,” tandas dr. Mesty.
Dokter Mesty kemudian membeberkan sejumlah tips bagi para orang tua yang memutuskan memilih jasa daycare bagi anak-anak mereka. Mulai dari rasio jumlah anak dan staf dalam satu kelas, sertifikasi staf, hingga koneksi yang terbentuk antara pengasuh daycare dengan anak. Selain itu, orang tua juga diimbau agar tetap rutin memantau perkembangan anak sesuai rentang usia.
“Nah bagaimana cara memilih daycare yang baik? Pertama harus kita pastikan rasio anak dan stafnya. Kita juga harus evaluasi sertifikasi staf. Tentunya kita juga harus lihat ya bagaimana koneksi terbentuk antara pengasuh daycare dengan anaknya,” bebernya.
“Kemudian bagaimana program dijalankan dan pantau pertumbuhan serta perkembangan anak setiap bulan. Jadi ingat ya, dari usia 0-1 tahun setiap bulan, berat badannya, tinggi badannya, perkembangannya harus dipantau. 1-3 tahun setiap 3 bulan. Dan di atas 3 tahun setiap 6 bulan harus dipantau,” imbaunya.
Lihat Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Kunjungi NTT, Ajak Masyarakat Kawal Penggunaan Internet pada Anak
Nah, sebelum memutuskan untuk memilih daycare atau jasa pengasuh, ada baiknya untuk memahami terlebih dulu kekurangan dan kelebihan di antara keduanya.
Dokter Spesialis Anak dr. Mesty Ariotedjo mengatakan, anak-anak yang dititipkan di jasa daycare dalam kurun waktu lebih dari 6 bulan cenderung memiliki kemampuan kognitif dan bahasa yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang dititipkan pada nanny.
“Ternyata anak-anak yang dirawat di daycare center lebih dari 6 bulan dibandingkan yang dirawat di nanny memiliki kemampuan kognitif dan bahasa yang lebih baik di usia 4 setengah tahun,” kata dr.Mesty, melansir dari akun X miliknya, @mestyariotedjo, Minggu (9/6/2024).
“Selain itu juga lebih kooperatif dan menunjukkan perilaku prososial di usia 2 tahun,” lanjutnya.
Dokter lulusan FKUI-RSCM itu mengimbau para orang tua yang memilih jasa nanny untuk lebih sering memantau tumbuh kembang anak. Tidak terkecuali komunikasi anak mereka dengan sang nanny.
“Ayah bunda yang mau pakai nanny harus dipantau dengan baik bagaimana komunikasi nanny dengan anak,” ujarnya.
“Sering kali kita sibuk, mau ada CCTV juga nggak dipantau. Jadi penting sekali untuk kita lihat di CCTV seperti apa, jangan sampai kita kecolongan,” tambah dia.
Meski begitu, menggunakan jasa daycare juga bukan tanpa risiko. Pasalnya, anak-anak yang dititipkan di daycare memiliki risiko lebih tinggi terhadap berbagai gangguan kesehatan. Mulai dari risiko infeksi telinga, saluran napas, hingga saluran pencernaan. Terutama bagi anak-anak yang dititipkan di kelas daycare dengan jumlah 6 anak lebih.
“Nah, tapi apa risikonya dengan daycare. Ternyata terjadi peningkatan risiko infeksi telinga, infeksi saluran napas, dan saluran cerna. Risiko ini terjadi terutama jika dalam satu kelas itu lebih dari 6 anak,” tandas dr. Mesty.
Dokter Mesty kemudian membeberkan sejumlah tips bagi para orang tua yang memutuskan memilih jasa daycare bagi anak-anak mereka. Mulai dari rasio jumlah anak dan staf dalam satu kelas, sertifikasi staf, hingga koneksi yang terbentuk antara pengasuh daycare dengan anak. Selain itu, orang tua juga diimbau agar tetap rutin memantau perkembangan anak sesuai rentang usia.
“Nah bagaimana cara memilih daycare yang baik? Pertama harus kita pastikan rasio anak dan stafnya. Kita juga harus evaluasi sertifikasi staf. Tentunya kita juga harus lihat ya bagaimana koneksi terbentuk antara pengasuh daycare dengan anaknya,” bebernya.
“Kemudian bagaimana program dijalankan dan pantau pertumbuhan serta perkembangan anak setiap bulan. Jadi ingat ya, dari usia 0-1 tahun setiap bulan, berat badannya, tinggi badannya, perkembangannya harus dipantau. 1-3 tahun setiap 3 bulan. Dan di atas 3 tahun setiap 6 bulan harus dipantau,” imbaunya.
Lihat Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Kunjungi NTT, Ajak Masyarakat Kawal Penggunaan Internet pada Anak
(tsa)